Tuesday, March 13, 2012

Menaikkan Harga BBM bagai Buah "Simalakama"







Media pemberitaan ramai membahas tentang rencana kenaikan harga BBM, premium dan solar. Ditargetkan per awal april harga akan dinaikkan dengan besaran yang sampai saat ini belum ditentukan, kisaran kenaikanya adalah sekitar Rp1.000 – Rp1.500. Informasi dari beberapa sumber termasuk menteri ESDM, kecenderungan kenaikan adalah pada harga Rp1.500 . Jika kenaikan harga tersebut disepakati, maka harga BBM jenis premium dan solar masing-masing akan menjadi Rp6.000/liter. Dilihat dari data perbandingan dengan negara-negara lain, Indonesia memang yang harga BBM nya paling rendah. Hal ini disebabkan karena harga saat ini yaitu Rp4.500/liter adalah harga yang diintervensi pemerintah melalui kucuran dana, yang selama ini kita kenal dengan kata subsidi. Subsidi secara sederhana bisa diartikan sebagai bantuan pemerintah untuk mengurangi beban harga suatu produk atau jasa untuk kepentingan masyarakat luas, misalnya; subsidi BBM, subsidi listrik, subsidi harga makanan pokok.
Landasan pemerintah dalam memberlakukan subsidi BBM adalah merujuk pada UUD 1945 pasal 33 yang berisi tentang ‘bumi, air, tanah dan segala isinya dikelola oleh Negara untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Subsidi merupakan bentuk kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi beban masyarakat luas terutama masyarakat yang tidak mampu mengakses harga kebutuhan dasar jika sesuai dengan harga pasar.
Sebenarnya secara ideal subsidi sangat membantu masyarakat, utamanya masyarakat miskin. Namun, dalam implementasinya tidak sesuai yang diharapkan. Subsidi sebenarnya diperuntukkan untuk masyarakat miskin, tapi masyarakat golongan menengah dan golongan atas yang seharusnya tidak layak mendapat subsidi juga menikmati harga subsidi.
Yang lebih parah lagi bahwa diperkirakan banyak perusahaan dan industri yang juga menggunakan BBM subsidi. Dengan semakin besarnya dana APBN dalam subsidi BBM, maka pemerintah berencana menaikkan harga BBM yang tidak terlalu jauh dari harga pasar.
Oleh karena itu alankah baiknya kita menganalisis terlebih dahulu dampak positif dan negative dari naiknya Harga BBM.

v  Dampak Positif dari naiknya harga BBM :

1.    Fitch Ratings menyambut baik rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Lembaga pemeringkat rating ini menilai, bila kebijakan itu terealisasi akan berdampak positif pada peringkat surat utang Indonesia. Dalam siaran persnya, Fitch menilai, kebijakan itu akan membatasi dampak fiskal akibat naiknya harga minyak mentah dunia. Selain itu, Fitch menyatakan, kebijakan itu akan meningkatkan fleksibilitas fiskal.  Pemerintah memang sudah mengajukan kenaikan harga BBM subsidi kepada DPR. Ada dua opsi yang diusulkan pemerintah yakni menaikkan harga premium dan solar sebesar Rp 1.500 per liter dan membatasi subsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Fitch menyadari kebijakan pembatasan subsidi ini akan memicu inflasi. Namun, lembaga ini menilai laju inflasi hanya berdampak pada sementara waktu saja. 
2.    Menyelamatkan APBN. Agar penyelenggaraan kegiatan Negara lainnya seperti kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi dan lainnya tidak terganggu akibat besarnya subsidi terhadap BBM. Bahkan Kadin ikut menganjurkan agar pemerintah menaikkan harga BBM untuk memberikan kepastian bagi dunia usaha.
3.    Masyarakat pengguna kendaraan bermotor akan berupaya sehemat mungkin dan seminimal mungkin  mengurangi pemakaian kendaraan  bermotor. Hal ini tentu saja selain menumbuhkan sifat hemat, perhitungan juga secara langsung akan mengurangi kemacetan dan polusi yang terjadi.
4.     Masyarakat  akan berpikir untuk  mencari sumber energi alternatif yang lebih murah sehingga tidak  terlalu bergantung kepada minyak. Sehingga kelangsungan hidup anak cucu kita akan lebih terjamin karena ketidakbergantungan terhadap cadangan minyak bumi telah menurun.
5.    Kenaikan harga BBM sudah sangat sering diwacanakan, namun dengan berbagai pertimbangan mulai dari ekses ekonomi, sosial, dan politik akhirnya hal tersebut urung dilakukan. Akan tetapi, kondisi terakhir minyak mentah di perdagangan Internasional terus meningkat dan jauh diatas asumsi harga APBN. Harga minyak sesuai dengan asumsi harga minyak di APBN sebesar USD 90 per barel sementara harga minyak sekarang sudah mencapai USD 110 per barel (http://economy.okezone.com). Dengan kondisi tersebut, seharusnya harga pasaran saat ini tanpa subsidi untuk premium adalah sekitar Rp. 7500/liter. Oleh karena itu, pemerintah berencana menaikkan harga BBM sekitar Rp. 1500 sehingga menjadi Rp. 6000/liter. Dengan kenaikan harga tersebut, maka akan bisa menghemat APBN  sekitar Rp31,5 Trilyun (sumber; pernyataan wamen ESDM di MetroTV).
6.    Dana penghematan tersebut rencananya akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek pendidikan dan investasi dibidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, pemerintah akan memberikan kompensasi bagi masyarakat miskin. Kompensasi diberikan kepada masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga BBM. Adapun bentuk kompensasi tersebut, antara lain; kompensasi untuk perlindungan kepada masyarakat tidak mampu, kompensasi transportasi, kompensasi pangan, kompensasi pendidikan.

v  Dampak negative dari naiknya harga BBM :

1.    Inflasi : Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan, laju inflasi pada 2012 bisa mencapai 7,1 persen. Hal ini bisa terjadi apabila pemerintah menyesuaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi. "Menurut hitungan kita (BI), 4,4 persen kalau tidak ada apa-apa. Nah, kalau ada, itu ya jadi 6,8 persen sampai 7,1 persen," kata Darmin di Jakarta, baru-baru ini.  Darmin menjelaskan, apabila harga BBM naik Rp 1.000 per liter, makan terjadi inflasi sebesar 6,8 persen. Sedangkan bila ditetapkan subsidi konstan sebesar Rp 2.000 per liter, maka terjadi inflasi 7,1 persen. "Kalau harga BBM naik Rp 1.000, itu inflasi 6,8 persen. Tetapi, kalau subsidi dibatasi konstan Rp 2.000 per liter, maka akan ada peluang naik, tapi inflasi kita di 7,1 persen," ujarnya. 
2.    Naiknya harga BBM akan mengakibatkan efek berantai terhadap harga kebutuhan pokok rakyat, akan memicu kenaikan harga barang lainnya, dan biaya transportasi. Peningkatan biaya produksi bagi Perusahaan / Pabrik dan Industri hal ini bisa berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja untuk menutupi biaya produksi yang semakin mahal, jika PHK terjadi maka angka pengangguran dan kemiskinan akan meningkat dan akan diikuti dengan meningkatnya tindak kriminalitas serta memicu konflik sosial dalam masyarakat.
3.    Akan menimbulkan Gejolak yang besar dari setiap daerah sebagai bukti menolak naiknya harga BBM. Aksi demonstrasi akan terjadi dimana-mana yg dipelopori mulai dari buruh, supir angkot, petani, nelayan, mahasiswa, kaum miskin kota dan mereka yang termarginalkan.
Menurut salah satu pakar ekonomi, sebelum menaikkan harga premium pemerintah seharusnya mengkaji dampaknya. Kajian yang dilakukan adalah berupa asumsi seberapa besar pengaruh kenaikan harga tersebut bagi masyarakat luas, utamanya masyarakat miskin. Jika harga premium dan solar naik sekitar Rp. 1500 yang akan menyebabkan efek domino, seberapa besar masyarakat hampir miskin menjadi miskin, masyarakat miskin jadi sangat miskin, dan masyarakat sangat miskin menjadi mati.
Rencana kenaikan harga BBM memang selalu menimbulkan dilema dan seperti pilihan makan buah simalakama. Jika dinaikkan, maka akan berdampak besar terhadap masyarakat umum yang ekonominya rendah, jika tidak dinaikkan maka subsidi akan semakin besar dan akan terus membebani dan menggerogoti APBN nasional sehingga dana trilyun rupiah untuk subsidi tidak dapat digunakan untuk kegiatan Negara lainnya seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi untuk mensejahterakan rakyat.
dengan kondisi saat ini maka pilihan adalah tetap pada menaikkan harga namun harus dibarengi kebijakan dan program-pragram untuk adaptasi kenaikan harga dan mitigasi terhadap kemungkinan semakin banyak masyarakat yang jatuh miskin. Apabila kenaikan harga BBM ini tidak lagi dapat dihindari, maka strategi penanganan dampaknya adalah disatu sisi pemerintah melakukan mitigasi terhadap kemungkinan akan makin banyak masyarakat yang akan jatuh miskin. Sedangkan disisi lain, masyarakat melakukan adaptasi terhadap dampak dari kenaikan tersebut.
Seperti analogi buah simalakama diatas, setiap pilihan memiliki resiko, namun pemerintah tetap harus memutuskan sebuah pilihan. Namun, alangkah baiknya jika setiap pilihan yang diambil telah dipertimbangkan dengan matang seberapa besar dampaknya. Pilihan bijak adalah; memaksimalkan dampak positif sembari meminimalkan dampak positif. Sebentar lagi harga BBM akan naik, mari beradaptasi dengan menggunakan BBM secara bijak. Selain berhemat, kita juga dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang tak terbarukan, serta membantu menekan pemanasan global.

1 comment: